Serang – Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciujung Cidurian (BBWSC) Saroni Soegiarto melarang warga ke spilway Bendungan Sindangheula. Sebab, bendungan itu bangunan untuk emergency yang sewaktu-waktu bisa banjir.
“Dilarang, ini bukan kawasan wisata. Ini bagian dari infrastuktur waduk untuk membuang kelebihan waduk (air), jadi bukan tempat wisata,” kata Saroni di lokasi, Serang, Banten, Kamis (18/6/2020).
Struktur bangunan spilway itu juga didesain bukan untuk seluncuran. Bisa saja ada kerikil tajam yang membahayakan mereka yang bisa melukai badan. Belum lagi resiko tenggelam.
“Daerah bahaya, harusnya tidak digunakan kegiatan wisata,” ujarnya.
Aksi warga yang menggunakan spilway Bendungan Sendangheula di Serang, Banten itu viral dan mereka menganggap ini sebagai wisata baru. BBWSC melakukan upaya pemagaran di sekitar lokasi. Apalagi memang ada jalan tikus dan lokasi bendungan yang berbatasan dengan perkebunan warga.
“Jadi masyarakat harus terinfo, ini bukan untuk wisata. Kami mau menambah larangan, kemudian upaya pemagaran melindungi kawasan,” katanya.
Bendungan sendiri masih di tahap kesiapan operasional. Ada izin yang harus diselesaikan. Setelah dibuka, memang nanti ada pengelolaan untuk edukasi warga dan wisata tapi bukan di bagian spilway.
“Tapi diatur lebih lanjut nanti kerja sama dengan kita dengan pengelolanya siapa, misalkan sepeda air. Ini (spilway) bukan tempat wisata, tapi viralnya wisata baru. Masyarakat tidak paham ini bahaya, ini perlu diedukasi bahwa itu bukan tempat wisata,” kata dia.
Hi there, its good paragraph concerning media print, we all be familiar with media is a
wonderful source of facts.
thankyou very much